tag:blogger.com,1999:blog-44832786928620248732024-03-08T16:23:50.741-08:00pertanianvinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-68729095478735836252010-04-15T19:08:00.000-07:002010-04-15T19:13:28.580-07:00PERTANIAN<h2>Dinas Pertanian Tanaman Pangan</h2> <h2 class="sublines">Visi</h2><p> Terwujudnya masyarakat tani yang tangguh, modern, berorientasi agribisnis dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat madani</p><p>Visi tersebut diatas mengandung beberapa makna sebagai berikut:</p> <ol class="list"><li><span dir="ltr">Keluarga tani adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki hubungan kekeluargaan/kekerabatan yang berkumpul dalam sebuah rumah tangga yang berpenghasilan dari sub pertanian tanaman pangan dan hortikultura.</span></li><li><span dir="ltr">Tangguh, dimaksudkan tahan terhadap situasi dan kondisi minim dan mampu mencari jalan keluar dari segala permasalahan.</span></li><li><span dir="ltr">Modern, mengandung makna mampu menerapkan ilmu dan teknologi tepat guna.</span></li><li><span dir="ltr">Berorientasi Agribisnis, dalam arti produk usahatani yang dihasilkan berdaya saing tinggi dalam segmen pasar.</span></li><li><span dir="ltr">Berwawasan lingkungan, mengandung arti bahwa dalam berusaha tani senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan.</span></li><li><span dir="ltr">Masyarakat madani, adalah masyarakat yang mandiri, beriman, berilmu, bertaqwa dan sejahtera.</span></li></ol> <h2 class="sublines">Misi </h2><p>Misi adalah suatu tindakan yang harus dilakukan agar visi organisasi menjadi kenyataan. Adapun misi yang diemban oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah sebagai berikut:</p> <ul class="list"><li><span dir="ltr">Meningkatkan profesionalisme aparatur dan kinerja institusi pertanian dalam upaya menciptakan pelayanan prima.</span></li><li><span dir="ltr">Meningkatkan pengeloaan sumberdaya lahan, air dan teknologi dalam upaya optimalisasi produksi dan pelestarian agroekologi.</span></li><li><span dir="ltr">Memantapkan swasembada beras serta meningkatkan produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan strategis (jagung, durian, pisang dan rambutan).</span></li><li><span dir="ltr">Mengembangakan jaringan kerjasama kemitraan petani, pengusaha, dan LSM untuk mencapai pola agribisnis yang efisien.</span></li></ul> <h2 class="sublines">Tugas Pokok dan Fungsi</h2><p> Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan, membina dan mengkoordinasikan kegiatan pengembangan sub sector pertanian tanaman pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai fungsi :</p> <ul class="list"><li><span dir="ltr">Perumusan kebijakan teknis dibidang Pertanian Tanaman Pangan</span></li><li><span dir="ltr">Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang Pertanian Tanaman Pangan</span></li><li><span dir="ltr">Pembinaan terhadap unit Pelaksana Tekniis Dinas dan Cabang Dinas dibidang pertanian tanaman pangan</span></li><li><span dir="ltr">Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan</span></li></ul>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-37165976455845282802010-04-15T19:04:00.000-07:002010-04-15T19:08:04.040-07:00PERTANIAN<p style="text-align: justify;">Gagasan membentuk Bank Pertanian kian kuat. Baik itu dilakukan dengan optimalisasi perbankan yang ada, mentransformasi bank dengan membuat suatu cabang atau divisi menjadi unit yang mandiri, atau mendirikan bank baru.<span id="more-384"></span></p> <p style="text-align: justify;">Terlepas dari aspek legal maupun teknis menyangkut skema pembiayaan yang akan dirancang, pertanyaan mendasar yang perlu dijawab, apakah memang petani benar-benar membutuhkan Bank Pertanian? Ataukah, rencana pembentukan Bank Pertanian refleksi dari ketidakpekaan para pemangku kepentingan terhadap persoalan mendasar yang dihadapi petani?</p> <p style="text-align: justify;">Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad, Senin (12/5) di Bogor, Jawa Barat, mengatakan, masalah pembiayaan pertanian memang penting. Namun, masih ada masalah lain yang tidak kalah pentingnya, yang harus segera ditangani. Masalah itu, antara lain, infrastruktur pertanian, penguatan organisasi petani, kelembagaan, penyuluh, dan pemasaran hasil pertanian.</p> <p style="text-align: justify;">Pengamat ekonomi dan Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia Aviliani mengatakan, sepanjang ada jaminan kelangsungan usaha dalam bentuk jaminan pasar dan harga, perbankan akan berbondong-bondong memberi kredit ke sektor pertanian.</p> <p style="text-align: justify;">Rendahnya penyaluran kredit ke sektor pertanian karena risiko usaha tani masih dianggap tinggi. Bank tidak berani mengambil risiko lebih besar karena harus berhati-hati mengelola dana dari masyarakat.</p> <p style="text-align: justify;">Terperangkap<br />Memang harus diakui, saat ini petani terperangkap dalam kemelut pembiayaan. Kondisi ini bukan tanpa alasan. Masalah jaminan harga dan jaminan pembelian komoditas pertanian adalah inti persoalan yang dihadapi petani selama ini. Dua hal itu yang membuat hidup petani seolah tergadaikan.</p> <p style="text-align: justify;">Tiadanya jaminan harga dan pembelian membuat petani selamanya harus berjudi dengan usaha mereka. Apalagi, mereka berusaha dalam skala kecil dengan sumber daya minim. Ketidakpastian usaha menjadikan usaha pertanian seperti harus siap merugi. Bisa karena serangan hama penyakit, harga komoditas pertanian yang jatuh di pasaran, atau tidak terserap pasar karena kualitas buruk atau produksi berlimpah.</p> <p style="text-align: justify;">Pada situasi seperti itu, masalah pembiayaan menjadi seperti dewa penolong, padahal itu semu. Uluran tangan dalam bentuk pembiayaan tidak akan menyelesaikan masalah jangka panjang karena petani masih akan bergulat dengan ketidakpastian dalam mengelola usaha taninya di masa mendatang.</p> <p style="text-align: justify;">Infrastruktur dasar<br />Ketua Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia Anton J Supit mengatakan, yang dibutuhkan petani adalah penyediaan infrastruktur dasar yang memadai. Untuk petani jagung, misalnya, mereka memerlukan sarana pengeringan dan penyimpanan jagung sehingga kualitas jagung bisa bertahan bagus dan kalau dijual harganya tinggi.</p> <p style="text-align: justify;">Untuk pasar, tidak perlu khawatir karena industri pakan mampu menyerap jagung produksi petani, namun dengan catatan, sesuai standar yang diperlukan pabrik pakan.</p> <p style="text-align: justify;">Selain sarana pengeringan dan penyimpanan, petani juga memerlukan infrastruktur yang baik, seperti jalan dan listrik. Tanpa itu, mustahil petani bisa bertahan dalam usaha taninya. Setiap komoditas memiliki karakteristik sendiri sehingga pemerintah perlu menyediakannya sesuai kebutuhan.</p> <p style="text-align: justify;">Peternak sapi perah dan sapi potong, misalnya. Persoalan yang mereka hadapi bukan permodalan, tetapi ketidakpastian harga jual produknya. Para peternak sapi perah mulai enggan memelihara sapi perah karena fluktuasi harga susu yang tajam.</p> <p style="text-align: justify;">Desakan peternak agar pemerintah segera membangun pasar susu alternatif di luar industri pengolahan susu (IPS) selama ini bagai membentur tembok. Adapun petani bawang merah menghadapi persoalan anjloknya harga saat panen. Meski berulang dari tahun ke tahun, tidak pernah ada kebijakan apa pun dari pemerintah untuk mengatasi keadaan itu.</p> <p style="text-align: justify;">Pengamat ekonomi Faisal Basri berpendapat, sebagian besar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bergerak di sektor pertanian. Namun, selama ini pemerintah seolah hanya melihat keterbatasan modal usaha hanya bisa diatasi dengan mekanisme kredit perbankan.</p> <p style="text-align: justify;">“Ironisnya, sebagian besar anggaran penyertaan modal dititipkan ke bank. Jadi, aturan main mengakses kredit ya harus mengikuti aturan perbankan. Padahal, bank dikenal njelimet prosedur kreditnya. Yang dibutuhkan petani sebetulnya skema khusus agar mudah mengakses pinjaman,” ujar Faisal.</p> <p style="text-align: justify;">Tidak butuh modal<br />Faisal menegaskan, sebenarnya bank tidak membutuhkan suntikan modal. Data dari Bank Indonesia, kucuran kredit sektor pertanian dan nonpertanian sudah sekitar Rp 500 triliun. Karena itu, kata Faisal, apabila pemerintah mau membantu, bantu petani mendapat kepastian yang sangat riil. Misalnya, kepastian harga gabah agar petani dapat memperkirakan keuntungannya. Dengan demikian, perbankan mudah memercayai petani mengakses kredit.</p> <p style="text-align: justify;">Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi juga mengajukan sederet pertanyaan terkait rencana pembentukan Bank Pertanian.</p> <p style="text-align: justify;">Bayu menegaskan, apa yang dimaksud Bank Pertanian. Apakah bank milik petani atau bank yang dirancang pelayanannya sesuai karakteristik petani? Padahal, karakteristik petani berbeda, sesuai komoditas yang dibudidayakannya serta skala usaha dan daerahnya. Lalu bagaimana cara mengatasi cost of money? Dari manakah sumber dana bank tersebut? Melihat itu semua, pembentukan Bank Pertanian sepertinya harus dikaji ulang. (OSA)</p>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-11947076650075234412010-04-15T19:00:00.000-07:002010-04-15T19:04:43.253-07:00PERTANIAN<p><strong>A. Tugas Pokok dan Fungsi</strong></p><p>Tugas Pokok dan Fungsi adalah sebagai berikut:</p><p>Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2000 dan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 097 Tahun 2001 Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan Dekonsentrasi di bidang pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.</p> <p>Fungsi, untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Pertanian mempunyai fungsi:</p><ol><li>Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah/Gubernur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.</li><li>Pembinaan produksi pertanian.</li><li>Pengelolaan prasarana dan sarana pertanian</li><li>Pengelolaan perlindungan tanaman</li><li>Pembinaan pengembangan usaha pertanian dan agribisnis.</li><li>Pengelolaan urusan ketata usahaan</li><li>Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.</li></ol><p><strong>B. Rencana Strategi SKPD</strong></p><p><strong>Visi dan Misi</strong></p><p>Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, dan memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan yang ada maka Visi Pembangunan Pertanian tahun 2006 – 2010 adalah: <em><strong>Terwujudnya Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yang Unggul dan Maju Tahun 2010</strong></em>, maka Program Pembangunan Pertanian TPH mencakup (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.</p><p>Pertanian yang unggul dan maju dicirikan dengan berkembangnya kualitas SDM pertanian TPH, berkembangnya system dan usaha agribisnis TPH, meningkatnya aksesbilitas petani terhadap sumberdaya ekonomi, tersedianya prasarana dan sarana penunjang pertanian TPH. Dalam budidaya dan pengolahan diterapkannya GAP , GHP, GMP. meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu hasil TPH, meningkatnya nilai tukar petani, kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk unggulan terjamin, produktivitas komoditas unggulan minimal sama dengan rata-rata nasional, pendapatan masyarakat tani di atas Upah Minimum Regional (UMR) Propinsi.</p><p>Untuk mewujudkan visi tersebut Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Selatan mengemban misi yang harus dilakukan adalah:</p><ol><li>Mewujudkan aparat/birokrasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang profesional dan memiliki integritas moral membangun yang tinggi.</li><li>Mendorong peningkatan produktivitas dan produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang efisien melalui inovasi teknologi.</li><li>Mendorong berkembangnya kawasan agribisnis dan diversifikasi produk Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan.</li><li>Memberdayakan petani dan kelembagaan tani serta mendorong peran serta stakeholder dalam pembangunan TPH.</li></ol><p><strong>Tujuan</strong></p><p>Tujuan Pembangunan Pertanian TPH adalah:</p><ol><li>Meningkatkan Produksi TPH guna menjamin masyarakat dapat memperoleh pangan yang cukup dalam rangka Meningkatkan ketahanan pangan.</li><li>Mengembangkan kawasan dan usaha tanaman pangan dan hortikultura yang produktif dan efisien serta menghasilkan berbagai produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing.</li><li>Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan kapasitas pelaku usaha, peningkatan posisi tawar dan peningkatan akses petani terhadap sumberdaya (modal, teknologi, Pasar, lahan, air, sarana produksi, alsintan dan informasi) Tanaman Pangan dan Hortikultura</li></ol><p><strong>C. Strategi</strong></p><p>Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan pertanian TPH di Kalimantan Selatan , maka ditempuh strategi sebagai berikut:</p><ol><li>Melaksanakan pembangunan TPH yang bersih, transparan, bebas KKN efektif dan efisien dan meningkatkan upaya untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi. Hal ini diharapkan berdampak pada pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal.</li><li>Memperkuat koordinasi dalam penyusunan kebijakan, perencanaan, dan keseluruhan manajemen pembangunan TPH antara instansi dan stake holder terkait. Baik dengan pusat, propinsi maupun kabupaten/kota. </li><li>Peningkatan produktivitas dan produksi melalui pemanfataan sumber daya pertanian (modal, teknologi, pasar, informasi, lahan, alsintan, dan lain-lain) secara optimal. </li><li>Memberdayakan dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan tani agar mampu memanfaatkan peluang ekonomi, perkembangan ekonomi, pasar dan dinamika permintaan konsumen.</li><li>Memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana TPH untuk memantapkan peningkatan ketahanan pangan dan mendorong pengembangan agribisnis.</li></ol><p><strong>D. Kebijakan</strong></p><p> 1. Kebijakan dalam pengamanan Ketahanan Pangan diarahkan untuk:</p><ul><li>Mempertahankan/meningkatkan surplus produksi beras di Kalimantan Selatan.</li><li>Meningkatkan ketersediaan pangan lainnya (palawija dan hortikultura).</li></ul><p> 2. Kebijakan dalam peningkatan produksi, produktifitas, daya saing dan nilai tambah produk TPH melalui:</p><ul><li>Memfokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan (Padi, jagung, kacang tanah,jeruk, pisang dan rimpang) dengan pendekatan pewilayahan komoditas.</li><li>Meningkatkan penyediaan, pengawasan, distribusi dan pemanfaatan benih bermutu.</li><li>Optimalisasi penerapan teknologi produksi dan pasca panen.</li><li>Optimalisasi pengendalian OPT dan antisipasi bencana alam di lahan pertanian. </li><li>Meningkatkan kinerja pembinaan dan pengembangan usaha, kemitraan, pasca panen/pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.</li></ul><p> 3. Kebijakan dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana TPH mendukung peningkatan<br /> produksi, produktivitas dan mutu hasil TPH melalui:</p><ul><li>Memfasilitasi Peningkatan akses petani terhadap modal yang dan murah, serta sarana produksi (pupuk dan pestisida)</li><li>Optimalisasi pengelolaan lahan (melalui kegiatan cetak sawah/penambahan baku lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan Optimalisasi pemanfaatan lahan, serta jalan usahatani</li><li>Peningkatan mekanisasi pertanian baik di on farm maupun off farm.</li><li>Optimalisasi pengelolaan air (Tata air mikro, jaringan irigasi ditingkat petani dan drainase).</li></ul><p> 4. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani/pelaku pertanian dan penguatan<br /> kelembagaan pendukungnya dilaksanakan melalui:</p><ul><li>Revitalisasi Penyuluhan (Peningkatan SDM penyuluh pertanian, Kelembagaan penyuluhan pertanian dan Optimalisasi pelaksanaan penyuluhan).</li><li>Memperkuat lembaga pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya produktif dan meningkatkan posisi tawar petani.</li><li>Meningkatkan kemampuan/kualitas SDM Pertanian. </li></ul><p> 5. Peningkatan kinerja manajemen pembangunan TPH (koordinasi, perencanaan,<br /> pembenahan data dan informasi TPH, serta pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian)</p><p><strong>E. Program</strong></p><p>Mengacu kepada RPJM Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006 – 2010 Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Selatan menyusun program dan kegiatan sebagai berikut:</p><p> 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan pokok:</p><ul><li> Pengembangan lahan pertanian TPH di berbagai tipologi, peningkatan mutu intensifikasi</li><li>Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui pemasyarakatan sistem budidaya pertanian yang baik (GAP).</li><li>Peningkatan penyediaan bibit/benih unggul</li><li>Pengendalian dan penanggulangan hama dan penyakit</li><li>Optimalisasi dan pengembangan sumberdaya, sarana dan prasarana</li><li>Peningkatan antisipasi Bencana Alam dan Gangguan Iklim terhadap produktivitas dan produksi.</li><li>Pengembangan pengelolaan lahan dan air.</li></ul><p> 2. Program Pengembangan Agribisnis/Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing<br /> Produk Pertanian, dengan kegiatan pokok:</p><ul><li>Pengembangan kapasitas UPTD lingkup Dinas Pertanian</li><li>Pengembangan Kawasan Agropolitan/Agribisnis Komoditas Unggulan</li><li>Pengembangan Mekanisasi Pertanian dan Sarana Prasarana Agribisnis</li><li>Pengembangan Pasca Panen Pengolahan, Mutu Hasil dan Pemasaran</li></ul><p> 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani</p><ul><li>Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian</li><li>Penumbuhan dan penguatan kelembagaan</li><li>Pendidikan dan pelatihan SDM pertanian</li><li>Fasilitasi kemitraan antara petani dengan pengusaha</li></ul><p><strong>F. Rencana Kinerja SKPD TA. 2007</strong></p><p><strong> 1. Rencana Kinerja Sasaran</strong> </p><blockquote>Sasaran Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2007 disusun berdasarkan kesepakatan/kontrak kinerja antara Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan dengan Gubernur Kalimantan Selatan. Sasaran masing-masing kegiatan dapat digambarkan pada tabel di bawah.</blockquote><blockquote><strong>a. Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Pangan</strong></blockquote><blockquote><p>Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Pangan meliputi indikator kinerja luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pangan utama yaitu:padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Secara rinci terlihat pada tabel berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 1. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="8" valign="top"><div align="center">1</div></td> <td rowspan="8" valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Tanaman<br />Pangan</td> <td valign="top">Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas<br /> Tanaman Pangan</td> <td valign="top"> </td> <td valign="top"> </td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Padi:</strong><br /> - Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />495.457<br />475.595<br />35,42<br /> 1.684.730</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/Ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Jagung:</strong><br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br /> - Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />29.274<br />26.254<br /> 35,00<br />91.889</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Kedelai:</strong><br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br /> - Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />5.760<br />4.374<br /> 12,04<br />5.265</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Kacang Tanah:</strong><br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br /> 16.745<br />16.355<br />12.21<br />19.969</td> <td valign="top"><br />Ha<br /> Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Kacang Hijau:</strong><br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />1.927<br />1.840<br />10,53<br />1.938</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Ubi Kayu:</strong><br /> - Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />7.599<br />6.520<br />141,37<br />92.176</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Ubi Jalar:</strong><br /> - Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />2.534<br />2.206<br />101,47<br />22.385</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> </tbody></table><p> <strong>2. Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura</strong></p><blockquote><p>Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura meliputi indikator kinerja luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pangan utama yaitu: jeruk, pisang, durian, kacang tanah, dan sayuran. Secara rinci terlihat pada tabel berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 2. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="5" valign="top"><div align="center">2</div></td> <td rowspan="5" valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura</td> <td valign="top">Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan</td> <td valign="top"> </td> <td valign="top"> </td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><strong>* Buah-buahan:</strong><br />1. Jeruk:<br />- Luas Pertanaman<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br /><br />8.740<br />2.460<br />39,19<br />96.334</td> <td valign="top"><br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/Ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"> 2. Pisang:<br />- Luas Pertanaman<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />4.320<br />1.880<br />36,25<br /> 68.150</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"> 3. Durian:<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />6.180<br />1.270<br />15,65<br />19.880</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"> 4. Sayuran:<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td align="right" valign="top"><br />10.500<br />10.050<br />42.00<br />42.210</td> <td valign="top"><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton</td> </tr> </tbody></table> <p><strong> 3. Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH</strong></p><blockquote>Sasaran Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH meliputi: jumlah varietas unggul tanaman pangan yang digunakan dan penggunaan benih bermutu tanaman pangan dan hortikultura. Disamping itu juga Tingkat Serapan Penggunaan Pupuk, seperti terlihat pada tabel berikut:<br /></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 3. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="4" valign="top"><div align="center">3</div></td> <td rowspan="4" valign="top">Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH</td> <td colspan="3" valign="top">Jumlah Varietas Unggul</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Yang Digunakan:<br /> 1. Padi<br />2. Jagung<br />3. Kedelai<br />4. Kacang Tanah</td> <td valign="top"><div align="right"><br />54<br />91<br />100<br />10</div></td> <td valign="top"><br />Persen<br />Persen<br />Persen<br />Persen</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"> Penggunaan Benih Bermutu:<br />1. Padi<br />2. Jagung<br />3. Kedelai<br />4. Kacang Tanah<br />5. Jeruk<br />6. Durian</td> <td valign="top"><div align="right"><br />45<br />45<br />18<br />18<br />200.000<br />10.000</div></td> <td valign="top"><br />Persen<br />Persen<br />Persen<br />Persen<br /> Batang<br />Batang</td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"> Tingkat Serapan Penggunaan Pupuk:<br />1. Urea<br />2. SP 36<br /> 3. KCL<br />4. NPK</td> <td valign="top"><div align="right"><br /><br />50<br /> 50<br />40<br />40</div></td> <td valign="top"><br /><br />Persen<br />Persen<br /> Persen<br />Persen</td> </tr> </tbody></table><p> <strong>4. Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan</strong></p><blockquote><p> </p><p>Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan meliputi: Pengawasan dan Sertifikasi benih TPH, Produksi benih sumber dan benih sebar dan Pembinaan penangkar benih TPH jumlah penangkar yang dibina. Secara rinci Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan terlihat pada tabel 4 berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 4. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="3" valign="top"><div align="center">4</div></td> <td rowspan="3" valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan</td> <td valign="top">Pengawasan dan Sertifikasi<br />Benih TPH:<br />1. Luas Areal Sertifikasi:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Jeruk<br />2. Jumlah Benih yang Diawasi:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Jeruk<br />3. Jumlah Pedagang Penyalur<br />4. Jumlah Varietas Yang Diusulkan Menjadi Unggul Nasional</td> <td align="right" valign="top"><p><br /><br />875<br />30<br />250.000<br /><br /> 2.900<br />65<br />250.000<br />210<br />2</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br />Ha<br />Ha<br />Batang<br /><br />Ha<br />Ha<br />Batang<br />Orang<br /> Varietas</p> </td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Produksi Benih Sumber dan Benih Sebar:<br />1. Benih Dasar (BD):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />2. Benih Pokok (BP):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />3. Benih Sebar (BR):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br /> - Kacang Tanah<br />- Jeruk<br />- Durian</td> <td align="right" valign="top"><p><br />3,5<br />2,5<br />1,8<br />1,0<br /><br />22<br />11,2<br /> 3,5<br />1,0<br /><br />2.500<br />3,3<br />1,8<br />2,0<br />250.000<br /> 5.000</p> </td> <td valign="top"><p><br />Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /><br />Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /><br />Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /> Batang<br />Batang</p> </td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Pembinaan Penangkar Benih TPH<br />Jumlah Penangkar yang Dibina:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Hortikultura</td> <td align="right" valign="top"><br /><br />150<br />10<br />50</td> <td valign="top"><br /><br />Orang<br />Orang<br />Orang</td> </tr> </tbody></table><p><strong> 5. Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan TPH</strong></p><blockquote><p>Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan TPH meliputi: Luas Tanaman yang Terkendali dan Berkembangnya Kelembagaan Perlindungan. Secara rinci Sasaran yang akan dicapai pada Pembinaan dan Pengembangan Perlindung TPH seperti terlihat pada tabel 5 berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 5. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="2" valign="top"><div align="center">5</div></td> <td rowspan="2" valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan TPH</td> <td valign="top">Luas Tanaman yang Terkendali:<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />- Jeruk<br />- Pisang</td> <td align="right" valign="top"><p><br />475.595<br />26.254<br />4.374<br /> 16.355<br />2.467<br />1.892</p></td> <td valign="top"><p><br />Ha<br />Ha<br /> Ha<br />Ha<br />Ha<br />Ha</p></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Berkembangnya Kelembagaan<br /> Perlindungan:<br />- SLPHT<br />- PPAH<br />- RPH</td> <td align="right" valign="top"><p><br />63<br />10<br />30</p></td> <td valign="top"><p><br /> Klpk<br />Unit<br />Klpk</p></td> </tr> </tbody></table> <p> <strong>6. Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian</strong></p><blockquote><p>Dalam rangka memfasilitasi peningkatan akses petani baik berupa modal maupun sarana lainnya maka diperlukan pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian serta kelembagaan petani dalam mengelola akses modal dan sarana pertanian. Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian tahun 2007 seperti pada tabel 6 berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 6. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian<br />Tahun 2007</strong> </p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td rowspan="3" valign="top"><div align="center">6</div></td> <td rowspan="3" valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian</td> <td valign="top">Terbinanya:<br />1. Cetak Sawah<br />2. Jalan Usaha Tani<br /> 3. Tata Air Mikro<br />4. Rehab JITUT<br />5. Rehab JIDES<br /> Tersedianya:<br />1. Traktor<br />2. Dryer<br />3. Pompa Air<br />4. Power Thresher<br />5. UPJA</td> <td align="right" valign="top"><p>2.000<br />20<br /> 1.750<br />2.500<br />1.180</p> <p>48<br />3<br />5<br />25<br />20</p></td> <td valign="top"><p>Ha<br />Km<br />Ha<br />Ha<br />Ha</p> <p>Unit<br />Unit<br /> Unit<br />Unit<br />Unit</p></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Terbinanya Lembaga Tani:<br />1. Kelompok Tani (POKTAN)/Gapoktan<br />2. Lembaga Keuangan<br />3. KUBA</td> <td align="right" valign="top"><p>300<br /><br />5<br />10</p> </td> <td valign="top"><p>Klpk<br /><br />Klpk<br />Klpk</p></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top">Operasional Penyuluh:<br /> 1. BPP<br />2. WKPP</td> <td align="right" valign="top"><br />94<br />792</td> <td valign="top"><br />Buah<br />Wikel</td> </tr> </tbody></table> <p><strong> 7. Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian</strong> </p><blockquote><p>Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian meliputi: Jumlah Kelembagaan yang terbina, seperti terlihat pada tabel 7 berikut:</p></blockquote><p align="center"><strong>Tabel 7. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan<br />dan Pemasaran Hasil TPH Tahun 2007</strong></p><div align="center"><div align="left"><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">7</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil TPH</td> <td valign="top">Jumlah Kelembagaan Terbina Baik:<br />1. UP3HP<br />2. FKPP<br />3. Kemitraan Usaha<br />4. Beras dalam kemasan<br />5. Penggilingan padi<br />6. TA/STA<br /> 7. Kelompok Usaha Penerap GMP</td> <td align="right" valign="top"><br />10<br /> 42<br />2<br />5<br />200<br />25<br />2<br />1</td> <td valign="top"><br />Kab.<br /> Unit<br />Kec.<br />Paket<br />Ton<br />Buah<br />Unit<br />Unit</td> </tr> </tbody></table></div><div align="left"> </div><div align="left"><strong> 8. Penyusunan Program, Pengembangan Data Informasi Pertanian dan Monev</strong><br /></div><blockquote><div align="left">Sasaran Penyusunan Program, Pengembangan Data Informasi Pertanian dan Monev meliputi kegiatan Laporan Tahunan 2006, LAKIP 2006, Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2007, Dokumen Perencanaan APBN 2008, Dokumen Perencanaan APBD 2008, Pengumpulan Data TPH 2007, Laporan Hasil Monev 2007, Penyusunan Rencana Kerja 2008, Pengelolaan Web site Dinas, secara rinci seperti terlihat pada tabel 8 berikut:<br /></div></blockquote></div><p align="center"><strong>Tabel 8. Rencana Kinerja Sasaran Penyusunan Program,<br />Pengembangan Data Informasi Pertanian dan Monev ahun 2007</strong> </p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">8</div></td> <td valign="top">Penyusunan Program, Pengembangan Data Informasi Pertanian dan Monev</td> <td valign="top">1. Laporan Tahunan 2006<br />2. LAKIP 2006<br />3. RKT 2007<br />4. Dokumen Perencanaan APBN 2008<br />5. Dokumen Perencanaan APBD 2008<br />6. Tersedianya Data TPH 2007<br />7. Laporan Hasil Monev 2007<br />8. Renja 2008<br />9. Terkelolanya Web Site Dinas</td> <td align="right" valign="top">40<br />40<br />1<br />1<br /><br />1<br /><br />12<br /><br />12<br /><br /> 25<br />1 </td> <td valign="top">Eks<br />Eks<br />Paket<br />Paket<br /><br /> Paket<br /><br />Bulan<br /><br />Bulan<br /><br />Eks<br />Paket</td> </tr> </tbody></table> <p><strong>D. Evaluasi Kerja</strong><br /><br /><strong> 1. Uraian Hasil Evaluasi Kinerja SKPD TA. 2007 </strong></p><div align="center"><strong>Tabel 9. Realisasi Kinerja Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2007</strong><br /></div><br /><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI <br /></strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">1</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Pangan</td> <td valign="top">Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan<br />* Padi :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />* Jagung :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />* Kedelai :<br /> - Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />* Kacang Tanah :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br /> - Produksi<br />* Kacang Hijau :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />* Ubi Kayu :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />* Ubi Jalar :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td valign="top"><p align="right"><br /><br />495.457<br />475.595<br />35,42<br /> 1.684.730<br /><br />29.274<br />26.254<br />35,00<br />91.889<br /><br /> 5.760<br />4.374<br />12,04<br />5.265<br /><br />16.745<br />16.355<br />12.21<br /> 19.969<br /><br />1.927<br />1.840<br />10,53<br />1.938<br /><br />7.599<br /> 6.520<br />141,37<br />92.176<br /><br />2.534<br />2.206<br />101,47<br /> 22.385</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/Ha<br /> Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br /> Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br /> Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />Ku/ha<br /> Ton</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br />519.286 Ha<br />498.535 Ha<br /> 36,33 Ku/Ha<br />1.811.284 Ton<br /><br />23.574 Ha<br />21.783 Ha<br />45,70 Ku/Ha<br />99.549 Ton<br /><br />2.015 Ha<br />1.822 Ha<br />11,27 Ku/Ha<br /> 2.054 Ton<br /><br />15.174 Ha<br />14.728 Ha<br />11,51 Ku/Ha<br />16.949 Ton<br /><br />1.550 Ha<br />1.425 Ha<br />10,24 Ku/Ha<br />1.458 Ton<br /><br /> 7.556 Ha<br />7.153 Ha<br />141,93 Ku/Ha<br />101.521 ton<br /><br />2.703 Ha<br />2.643 Ha<br />101,42 Ku/ha<br />26.806 ton</p> </td> </tr> </tbody></table> <p> <strong>2. Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura</strong></p><p align="center"><strong>Tabel 10. Realisasi Kinerja Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura Tahun 2007</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong> REALISASI <br /></strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">2</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura</td> <td valign="top">Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Produktivitas Buah-buahan<br />* Buah-buahan:<br />1. Jeruk:<br />- Luas Pertanaman<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />2. Pisang :<br />- Luas Pertanaman<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />3. Durian :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi<br />4. Sayuran :<br />- Luas Tanam<br />- Luas Panen<br />- Produktivitas<br />- Produksi</td> <td valign="top"><p align="right"><br /><br /><br />8.740<br />2.460<br />39,19<br />96.334<br /><br /> 4.320<br />1.880<br />36,25<br />68.150<br /><br />6.180<br />1.270<br />15,65<br /> 19.880<br /><br />10.500<br />10.050<br />4,20<br />42.210</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br /><br />Ha<br />Ha<br />ton/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br /> Ha<br />ton/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br />Ha<br />ton/ha<br />Ton<br /><br />Ha<br /> Ha<br />ton/ha<br />Ton</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br /><br />9.096 ha<br />2.461 ha<br />37,04 ton/ha<br />91.155 ton<br /><br />4.078 ha<br /> 1.393 ha<br />46,18 ton/ha<br />64.339 ton<br /><br />5.345 ha<br />1.132 ha<br /> 19.07 ton/ha<br />21.588 ton<br /><br />12.640 ha<br />11.443 ha<br /> 7,13ton/ha<br />81.367 ton</p> </td> </tr> </tbody></table> <p> <strong>3. Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH</strong></p><p align="center"><strong>Tabel 11. Realisasi Kinerja Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH Tahun 2007</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI <br /></strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">3</div></td> <td valign="top">Pembinaan Pengembangan Teknologi Produksi TPH</td> <td valign="top">Jumlah Varietas Unggul, yang Digunakan:<br />1. Padi<br />2. Jagung<br />3. Kedelai<br />4. Kacang Tanah<br />Penggunaan Benih Bermutu:<br />1.Padi<br />2. Jagung<br />3. Kedelai<br />4. Kacang Tanah<br />5. Jeruk<br />6. Durian<br />Tingkat Serapan Penggunaan Pupuk:<br />1. Urea<br />2. SP 36<br />3. KCL<br />4. NPK</td> <td valign="top"><div align="right"><br /><br />54<br />91<br />100<br />10<br /><br />45<br />45<br />18<br />18<br />200.000<br />10.000<br /><br /><br />50<br /> 50<br />40<br />40</div> </td> <td valign="top"><p><br />Persen<br />Persen<br /> Persen<br />Persen<br /><br />Persen<br />Persen<br />Persen<br />Persen<br /> Batang<br />Batang<br /><br /><br />Persen<br />Persen<br />Persen<br />Persen</p> </td> <td valign="top"><p><br />54%<br />91%<br />100%<br />10%<br /><br />45%<br />45%<br />18%<br />18%<br />463.000 btg<br />10.000 btg<br /><br /><br />91,11%<br />95,88%<br />89,92%<br />84,82</p> </td> </tr> </tbody></table><p><strong> 4. Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan<br /></strong></p><p align="center"><strong>Tabel 12. Rencana Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan Tahun 2007</strong> </p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI</strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">4</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan</td> <td valign="top">Pengawasan dan Sertifikasi<br />Benih TPH:<br />1. Luas Areal Sertifikasi:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Jeruk<br />2. Jumlah Benih yang Diawasi:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Jeruk<br />3. Jumlah Pedagang Penyalur<br />4. Jumlah Varietas Yang<br /> Diusulkan Menjadi Unggul<br />Nasional<br />Produksi Benih Sumber dan Benih Sebar:<br />1. Benih Dasar (BD):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />2. Benih Pokok (BP):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />3. Benih Sebar (BR):<br />- Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />- Jeruk<br />- Durian<br />Pembinaan Penangkar Benih TPH<br />Jumlah Penangkar yang Dibina:<br />- Padi<br />- Palawija<br />- Hortikultura</td> <td valign="top"><div align="right"><br /><br /><br />875<br /></div><div align="right"> 30<br />250.000<br /><br />2.900<br />65<br />250.000<br />210<br /> 2<br /><br /><br /><br /><br /><br />3,5<br />2,5<br />1,8<br />1,0<br /><br />22<br /> 11,2<br />3,5<br />1,0<br /><br />2.500<br />3,3<br />1,8<br />2,0<br />250.000<br /> 5.000<br /><br /><br /><br />150<br />10<br />50</div> </td> <td valign="top"><p><br /><br />Ha<br />Ha<br />Batang<br /><br />Ha<br />Ha<br />Batang<br />Orang<br /> Varietas<br /><br /><br /><br /><br /><br />Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /><br /> Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /><br />Ton<br />Ton<br />Ton<br />Ton<br /> Batang<br />Batang<br /><br /><br /><br />Orang<br />Orang<br />Orang</p> </td> <td valign="top"><p><br /><br />2.395 Ha<br />132.72 Ha<br />315.481 btg<br /><br /> 6.833,36 ha<br />198,1 ha<br />315.481 btg<br />204 org<br />2 varietas<br /><br /><br /><br /><br /><br />4.400 ton<br />3,3 ton<br />2,0 ton<br />1,0 ton<br /><br />30,73 Ton<br />11,2 Ton<br />4,0 Ton<br />1,0 Ton<br /><br />2.500 ton<br /> 3,3 ton<br />2,1 ton<br />2,0 ton<br />250.000 btg<br />5.000 btg<br /><br /><br /><br />150 org<br />10 org<br />50 org</p> </td> </tr> </tbody></table><p><strong> 5. Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan TPH</strong></p><p align="center"><strong>Tabel 13. Realisasi Kinerja Sasaran Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI</strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">5</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Perlindungan TPH</td> <td valign="top">Luas Tanaman yang Terkendali:<br /> - Padi<br />- Jagung<br />- Kedelai<br />- Kacang Tanah<br />- Jeruk<br />- Pisang<br />Berkembangnya Kelembagaan<br />Perlindungan:<br />- SLPHT<br />- PPAH<br />- RPH</td> <td valign="top"><div align="right"><br /><br />475.595<br /> 26.254<br />4.374<br />16.355<br />2.467<br />1.892<br /><br /><br /><br />63<br /> 10<br />30</div> </td> <td valign="top"><p><br />Ha<br />Ha<br />Ha<br />Ha<br /> Ha<br />Ha<br /><br /><br /><br />Klpk<br />Unit<br />Klpk</p> </td> <td valign="top"><p><br />515.982 ha<br />22.418ha<br />1.978 ha<br />15.173 ha<br /> 4.748 ha<br />5.863 ha<br /><br /><br /><br />63 klpk<br />10 unit<br />30 kl</p> </td> </tr> </tbody></table><p><strong> 6. Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian<br /></strong></p><p align="center"><strong>Tabel 14. Realisasi Kinerja Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian Tahun 2007</strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI</strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">6</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian</td> <td valign="top"><p>Terbinanya :<br /> 1. Cetak Sawah<br />2. Jalan Usaha Tani<br />3. Tata Air Mikro<br />4. Rehab JITUT<br />5. Rehab JIDES<br />Tersedianya :<br />1. Traktor<br />2. Dryer<br />3. Pompa Air<br />4. Power Thresher<br />5. UPJA<br /><br /> Terbinanya Lembaga Tani:<br />1. Kelompok Tani (POKTAN)/Gapoktan<br />2. Lembaga Keuangan<br />3. KUBA<br /><br />Operasional Penyuluh :<br />1. BPP<br /> 2. WKPP</p> </td> <td valign="top"><div align="right"><br /><br />2.000<br /> 20<br />1.750<br />2.500<br />1.180<br /><br />48<br />3<br />5<br />25<br />20<br /><br /><br />300<br /><br />5<br />10<br /><br /><br />94<br />792</div> </td> <td valign="top"><p><br />Ha<br />Km<br />Ha<br />Ha<br />Ha<br /><br />Unit<br /> Unit<br />Unit<br />Unit<br />Unit<br /><br /><br />Klpk<br /><br />Klpk<br />Klpk<br /><br /><br />Buah<br />Wikel</p> </td> <td valign="top"><p><br />2.200 ha<br /> 22 km<br />690 ha<br />2.500 ha<br />1.180 ha<br /><br />48 unit<br />3 unit<br /> 5 unit<br />25 unit<br />32 unit<br /><br /><br />300 klpk<br /><br />5 klpk<br /> 10 klpk<br /><br /><br />94 klpk<br />792 wikel</p> </td> </tr> </tbody></table><p><strong> 7. Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian <br /></strong></p><p align="center"><strong>Tabel 15. Realisasi Kinerja Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan<br />dan Pemasaran Hasil TPH Tahun 2007 </strong></p><table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI</strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">7</div></td> <td valign="top">Pembinaan dan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil TPH</td> <td valign="top">Jumlah Kelembagaan<br />Terbina Baik :<br />1. UP3HP<br />2. FKPP<br />3. Kemitraan Usaha<br />4. Beras dalam kemasan<br />5. Penggilingan padi<br />6. TA/STA<br /> 7. Kelompok Usaha Penerap GMP</td> <td valign="top"><div align="right"><br />10<br /> 42<br />2<br />5<br />200<br /><br />25<br />2<br />1</div></td> <td valign="top"><p>Kab.<br />Unit<br />Kec.<br />Paket<br />Ton<br /><br />Buah<br /> Unit<br />Unit</p></td> <td valign="top"><p>10 kab<br />42 unit<br />2 kec<br /> 5 paket<br />200 ton<br /><br />25 buah<br />25 unit<br />1 unit</p></td> </tr> </tbody></table> <p><strong> 9. Penyusunan Program, Pengembangan Data Informasi Pertanian dan Monev<br /></strong></p><div align="center"><strong>Tabel 16. Realisasi Kinerja Penyusunan Program, Pengembangan Data Informasi<br /></strong><strong>Pertanian dan Monev Tahun 2007</strong></div><div align="center"> </div> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc" width="5%"><strong>NO</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>KEGIATAN</strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong> INDIKATOR KERJA </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TARGET 2007 </strong></td> <td rowspan="2" align="center"><strong>REALISASI</strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>RENCANA<br /> TINGKAT<br />CAPAIAN </strong></td> <td align="center"><strong>SATUAN</strong></td> </tr> <tr class="baris2" bgcolor="#f8f8f8"> <td valign="top"><div align="center">8</div></td> <td valign="top">Penyusunan Program,<br />Pengembangan Data Informasi<br />Pertanian dan Monev</td> <td valign="top">1. Laporan Tahunan 2006<br />2. LAKIP 2006<br />3. RKT 2007<br />4. Dokumen Perencanaan APBN 2008<br />5. Dokumen Perencanaan APBN 2008<br />6. Tersedianya Data TPH 2007<br />7. Laporan Hasil Monev 2007<br />8. Renja 2008<br />9. Terkelolanya Web Site Dinas</td> <td valign="top"><p align="right">40<br />40<br />1<br />1<br />1<br />12<br />12<br />25<br />1</p> </td> <td valign="top"><p>Eks<br />Eks<br />Paket<br />Paket<br />Paket<br />Bulan<br />Bulan<br />Eks<br /> Paket</p> </td> <td valign="top"><p>40 eks<br />40 eks<br />1 paket<br />1 paket<br />1 paket<br />12 bulan<br />12 bulan<br />25 eks<br />1 paket</p> </td> </tr> </tbody></table> <p><strong>2. Integrasi Tingkat Capaian Terhadap Renstra SKPD TA. 2005 s/d TA. 2007 </strong></p><div align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Produksi TPH TA. 2005 s/d 2007:</strong></div><div align="left"> </div> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">1.527.913</td> <td align="right">1.598.835</td> <td align="right">1.561.419</td> <td align="right">1.636.840</td> <td align="right">1.684.730</td> <td align="right">1.811.284</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">48.320</td> <td align="right">48.082</td> <td align="right">58.935</td> <td align="right">58.283</td> <td align="right">91,889</td> <td align="right">99.549</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">6.800</td> <td align="right">2.548</td> <td align="right">5.126</td> <td align="right">2.138</td> <td align="right">5.265</td> <td align="right">2.054</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">18.685</td> <td align="right">16.793</td> <td align="right">19.324</td> <td align="right">15.759</td> <td align="right">22.575</td> <td align="right">16.949</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.768</td> <td align="right">1.750</td> <td align="right">2.052</td> <td align="right">1.166</td> <td align="right">1.938</td> <td align="right">1.458</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">87.429</td> <td align="right">77.904</td> <td align="right">79.769</td> <td align="right">82.389</td> <td align="right">92.176</td> <td align="right">101.520</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">22.133</td> <td align="right">23.955</td> <td align="right">23.462</td> <td align="right">26.335</td> <td align="right">22.385</td> <td align="right">26.806</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">40.795</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41.816</td> <td align="right"> </td> <td align="right">42.109</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">179.132</td> <td align="right"> </td> <td align="right">183.608</td> <td align="right"> </td> <td align="right">184.895</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <div align="center"> </div><div align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Produktivitas TPH TA. 2005 s/d 2007 :</strong></div><div align="left"> </div> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">33,60</td> <td align="right">34,79</td> <td align="right">34,34</td> <td align="right">35,38</td> <td align="right">35,42</td> <td align="right">36,33</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">29,49</td> <td align="right">30,83</td> <td align="right">29,50</td> <td align="right">34,20</td> <td align="right">35,00</td> <td align="right">45,70</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">12,53</td> <td align="right">12,05</td> <td align="right">12,61</td> <td align="right">11,62</td> <td align="right">12,04</td> <td align="right">11,27</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">11,73</td> <td align="right">11,47</td> <td align="right">12,00</td> <td align="right">11,34</td> <td align="right">12,21</td> <td align="right">11,51</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">10,99</td> <td align="right">10,76</td> <td align="right">11,00</td> <td align="right">10,24</td> <td align="right">10,54</td> <td align="right">10,24</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">132,53</td> <td align="right">133,10</td> <td align="right">134,02</td> <td align="right">136,18</td> <td align="right">141,37</td> <td align="right">141,93</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">100,70</td> <td align="right">99,11</td> <td align="right">102,01</td> <td align="right">101,17</td> <td align="right">101,47</td> <td align="right">101,42</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">76,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41,08</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">41,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">76,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">76,15</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <p align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Luas Panen TPH TA. 2005 s/d 2007:</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br /> (Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">454.737</td> <td align="right">459.541</td> <td align="right">454.694</td> <td align="right">462.672</td> <td align="right">476.720</td> <td align="right">498.535</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">16.385</td> <td align="right">15.595</td> <td align="right">19.978</td> <td align="right">17.042</td> <td align="right">26.254</td> <td align="right">21.783</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">5.428</td> <td align="right">2.115</td> <td align="right">4.065</td> <td align="right">1.840</td> <td align="right">4.374</td> <td align="right">1.822</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">15.930</td> <td align="right">14.642</td> <td align="right">16.103</td> <td align="right">13.900</td> <td align="right">16.356</td> <td align="right">14.728</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.609</td> <td align="right">1.626</td> <td align="right">1.865</td> <td align="right">1.139</td> <td align="right">1.840</td> <td align="right">1.425</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">6.597</td> <td align="right">5.853</td> <td align="right">5.952</td> <td align="right">6.050</td> <td align="right">6.520</td> <td align="right">7.153</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">2.198</td> <td align="right">2.417</td> <td align="right">2.300</td> <td align="right">2.603</td> <td align="right">2.206</td> <td align="right">2.643</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">23.570</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.199</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.250</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">9.950</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.159</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.280</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <p align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Luas Tanam TPH TA. 2005 s/d 2007 :</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br /> (Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">478.671</td> <td align="right">479.247</td> <td align="right">488.244</td> <td align="right">488.306</td> <td align="right">495.457</td> <td align="right">441.031</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">17.204</td> <td align="right">23.017</td> <td align="right">20.978</td> <td align="right">21.289</td> <td align="right">29.274</td> <td align="right">15.321</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">5.699</td> <td align="right">2.134</td> <td align="right">4.267</td> <td align="right">2.038</td> <td align="right">5.760</td> <td align="right">1.825</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">16.727</td> <td align="right">13.546</td> <td align="right">17.713</td> <td align="right">14.083</td> <td align="right">16.745</td> <td align="right">8.785</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.690</td> <td align="right">1.684</td> <td align="right">1.958</td> <td align="right">1.296</td> <td align="right">1.927</td> <td align="right">1.290</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">6.927</td> <td align="right">5.544</td> <td align="right">6.248</td> <td align="right">7.459</td> <td align="right">7.599</td> <td align="right">6.537</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">2.308</td> <td align="right">2.294</td> <td align="right">2.411</td> <td align="right">2.627</td> <td align="right">2.534</td> <td align="right">2.497</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">10.380</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.500</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.552</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">24.750</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.872</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.997</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <p>Ket : - Angka Sasaran Tahun 2007: Bahan Pertemuan Penyusunan Sasaran Tan. Pangan Prov. Kal.Selatan Tahun 2007<br /> - Angka Realisasi Tahun 2007: Angka Ramalan Tahun 2007 </p><p><strong>3. Integrasi Tingkat Capaian Terhadap RPJM Provinsi Kalimantan Selatan TA. 2005 s/d TA. 2007</strong></p> <div align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Produksi TPH TA. 2005 s/d 2007:</strong></div><div align="left"> </div> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(TON)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(TON)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">1.527.913</td> <td align="right">1.598.835</td> <td align="right">1.561.419</td> <td align="right">1.636.840</td> <td align="right">1.684.730</td> <td align="right">1.811.284</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">48.320</td> <td align="right">48.082</td> <td align="right">58.935</td> <td align="right">58.283</td> <td align="right">91,889</td> <td align="right">99.549</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">6.800</td> <td align="right">2.548</td> <td align="right">5.126</td> <td align="right">2.138</td> <td align="right">5.265</td> <td align="right">2.054</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">18.685</td> <td align="right">16.793</td> <td align="right">19.324</td> <td align="right">15.759</td> <td align="right">22.575</td> <td align="right">16.949</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.768</td> <td align="right">1.750</td> <td align="right">2.052</td> <td align="right">1.166</td> <td align="right">1.938</td> <td align="right">1.458</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">87.429</td> <td align="right">77.904</td> <td align="right">79.769</td> <td align="right">82.389</td> <td align="right">92.176</td> <td align="right">101.520</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">22.133</td> <td align="right">23.955</td> <td align="right">23.462</td> <td align="right">26.335</td> <td align="right">22.385</td> <td align="right">26.806</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">40.795</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41.816</td> <td align="right"> </td> <td align="right">42.109</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">179.132</td> <td align="right"> </td> <td align="right">183.608</td> <td align="right"> </td> <td align="right">184.895</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <div align="left"> </div><div align="left"><strong>Pencapaian Sasaran Produktivitas TPH TA. 2005 s/d 2007</strong></div><div align="left"> </div> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ku/Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ku/Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">33,60</td> <td align="right">34,79</td> <td align="right">34,34</td> <td align="right">35,38</td> <td align="right">35,42</td> <td align="right">36,33</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">29,49</td> <td align="right">30,83</td> <td align="right">29,50</td> <td align="right">34,20</td> <td align="right">35,00</td> <td align="right">45,70</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">12,53</td> <td align="right">12,05</td> <td align="right">12,61</td> <td align="right">11,62</td> <td align="right">12,04</td> <td align="right">11,27</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">11,73</td> <td align="right">11,47</td> <td align="right">12,00</td> <td align="right">11,34</td> <td align="right">12,21</td> <td align="right">11,51</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">10,99</td> <td align="right">10,76</td> <td align="right">11,00</td> <td align="right">10,24</td> <td align="right">10,54</td> <td align="right">10,24</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">132,53</td> <td align="right">133,10</td> <td align="right">134,02</td> <td align="right">136,18</td> <td align="right">141,37</td> <td align="right">141,93</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">100,70</td> <td align="right">99,11</td> <td align="right">102,01</td> <td align="right">101,17</td> <td align="right">101,47</td> <td align="right">101,42</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">76,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">41,08</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">41,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">76,00</td> <td align="right"> </td> <td align="right">76,15</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <p><strong>Pencapaian Sasaran Luas Panen TPH TA. 2005 s/d 2007:</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"> <tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br /> (Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">454.737</td> <td align="right">459.541</td> <td align="right">454.694</td> <td align="right">462.672</td> <td align="right">476.720</td> <td align="right">498.535</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">16.385</td> <td align="right">15.595</td> <td align="right">19.978</td> <td align="right">17.042</td> <td align="right">26.254</td> <td align="right">21.783</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">5.428</td> <td align="right">2.115</td> <td align="right">4.065</td> <td align="right">1.840</td> <td align="right">4.374</td> <td align="right">1.822</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">15.930</td> <td align="right">14.642</td> <td align="right">16.103</td> <td align="right">13.900</td> <td align="right">16.356</td> <td align="right">14.728</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.609</td> <td align="right">1.626</td> <td align="right">1.865</td> <td align="right">1.139</td> <td align="right">1.840</td> <td align="right">1.425</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">6.597</td> <td align="right">5.853</td> <td align="right">5.952</td> <td align="right">6.050</td> <td align="right">6.520</td> <td align="right">7.153</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">2.198</td> <td align="right">2.417</td> <td align="right">2.300</td> <td align="right">2.603</td> <td align="right">2.206</td> <td align="right">2.643</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">23.570</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.199</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.250</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">9.950</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.159</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.280</td> <td align="right"> </td> </tr> </tbody></table> <p><strong>Pencapaian Sasaran Luas Tanam TPH TA. 2005 s/d 2007:</strong></p> <table class="table_tabel" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" width="100%"><tbody><tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td rowspan="2" align="center" bgcolor="#66cccc"><strong>KOMODITI</strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2005 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2006 </strong></td> <td colspan="2" align="center"><strong>TA. 2007 </strong></td> </tr> <tr class="header_table" bgcolor="#66cccc"> <td align="center"><strong>SASARAN<br /> (Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>SASARAN<br />(Ha)</strong></td> <td align="center"><strong>REALISASI<br /> (Ha)</strong></td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Padi</td> <td align="right">478.671</td> <td align="right">479.247</td> <td align="right">488.244</td> <td align="right">488.306</td> <td align="right">495.457</td> <td align="right">441.031</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Jagung</td> <td align="right">17.204</td> <td align="right">23.017</td> <td align="right">20.978</td> <td align="right">21.289</td> <td align="right">29.274</td> <td align="right">15.321</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kedelai</td> <td align="right">5.699</td> <td align="right">2.134</td> <td align="right">4.267</td> <td align="right">2.038</td> <td align="right">5.760</td> <td align="right">1.825</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Kacang Tanah </td> <td align="right">16.727</td> <td align="right">13.546</td> <td align="right">17.713</td> <td align="right">14.083</td> <td align="right">16.745</td> <td align="right">8.785</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Kacang Hijau </td> <td align="right">1.690</td> <td align="right">1.684</td> <td align="right">1.958</td> <td align="right">1.296</td> <td align="right">1.927</td> <td align="right">1.290</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Ubi Kayu </td> <td align="right">6.927</td> <td align="right">5.544</td> <td align="right">6.248</td> <td align="right">7.459</td> <td align="right">7.599</td> <td align="right">6.537</td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Ubi Jalar </td> <td align="right">2.308</td> <td align="right">2.294</td> <td align="right">2.411</td> <td align="right">2.627</td> <td align="right">2.534</td> <td align="right">2.497</td> </tr> <tr bgcolor="#f8f8f8"> <td>Sayuran</td> <td align="right">10.380</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.500</td> <td align="right"> </td> <td align="right">10.552</td> <td align="right"> </td> </tr> <tr bgcolor="#efefef"> <td>Buah-buahan</td> <td align="right">24.750</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.872</td> <td align="right"> </td> <td align="right">24.997</td> <td align="right"><br /></td></tr></tbody></table>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-84643805377636932112010-04-15T18:52:00.000-07:002010-04-15T18:59:32.395-07:00PERTANIAN<h1 align="center"><strong><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;color:#800080;">POTENSI PERTANIAN</span></strong></h1> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> <img src="http://semarang.go.id/pertanian/images/stories/Foto%20Kegiatan/program/ketahanan%20pangan4.jpg" alt="Image" title="Image" align="left" border="0" width="350" height="233" hspace="6" />Kota Semarang masih mempunyai wilayah pengembangan pertanian sebagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan peningkatan produksi pertanian. Potensi ini dapat diwujudkan menjadi kemampuan riil melalui penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk optimasi pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Pemanfaatan potensi ini dapat dilaksanakan dengan optimal melalui keterlibatan dunia usaha dan masyarakat.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Tinggi rendahnya produksi pertanian ditentukan oleh banyak faktor, antara lain ketersediaan lahan dan kualitas lahan, teknologi budidaya, penggunaan pestisida, pupuk dan obat-obatan, ketersediaan air iklim dan cuaca, kelembagaan , harga, mekanisme pemasaran dan jumlah penduduk.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Dalam pengembangan produksi diarahkan dengan sistem sentralisasdi komoditi, sehingga nantinya akan terbentuk pusat-pusat produksi untuk komoditi tertentu. Langkah-langkah untuk meningkatkan produksi pertanian sebagai berikut :</span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; margin-left: 33pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">a.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Pembinaan terhadap produsen pertanian yaitu pembinaan terhadap perusahaan pertanian serta petani rakyat.</span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; margin-left: 33pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">b.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Penerapan teknologi yang tepat guna.</span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; margin-left: 33pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">c.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Pemberantasan hama / penyakit.</span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; margin-left: 33pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">d.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Merehabilitasi tanaman yang tidak unggul dan sudah tidak produktif melalui sentra pengembangan agibisnis komoditi unggulan (SPAKU).</span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: -18pt; margin-left: 33pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">e.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"> Pemanfaatan lahan kosong / kritis untuk usaha tani / ternak.</span></span></p> <span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">f.</span><span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-family: Verdana;"><span style="font-size:78%;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Pola kemitraan yang merupakan salah satu alternatif pengembangan pertania</span></span>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-51836773979332817802010-04-15T18:48:00.000-07:002010-04-15T18:52:16.890-07:00PERTANIAN<strong>Jakarta</strong> - Banyak kalangan pesimis akan masa depan pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. Dunia pertanian seolah-olah menunggu lonceng kematian karena gagalnya berbagai kebijakan pembangunan terkait yang tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan petani.<br /><br />Problematika pembangunan pertanian memang sangat rumit dan saling berkaitan. Kebijakan yang tidak tepat akan berakibat sangat fatal dan bisa memperburuk kondisi petani sehingga akan lebih menderita lagi.<br /><br />Dengan mempertimbangkan kekayaan potensi sumber daya baik fisik maupun manusia kita sebenarnya bisa cukup optimis menuju kebangkitan dan kejayaan pertanian yang akhirnya akan membawa peningkatan taraf hidup pelaku utamanya yaitu petani.<br /><br />Hal yang paling mendasar adalah komitmen dan goodwill segenap komponen bangsa untuk mengembalikan momentum pembangunan pertanian sebagai penggerak ekonomi bangsa. Kemauan politik dan keberpihakan negara dan politisi menjadi salah satu penentu kebangkitan pertanian.<br /><br /><strong>Pangan dan Persoalannya</strong><br />Dalam konteks pembangunan pertanian umum Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Kelapa sawit, karet, dan coklat kita mulai bergerak menguasai pasar dunia. Namun, dalam konteks produksi pangan memang ada suatu keunikan.<br /><br />Indonesia adalah produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China dan India. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia sebesar 8,5 persen atau 51 juta ton (Rice Almanac, 2002). China dan India sebagai produsen utama beras berkontribusi 54 persen. Vietnam dan Thailand yang secara tradisional merupakan<br />negara eksportir beras hanya berkontribusi 54 dan 3,9 persen.<br /><br />Rerata produksi beras Indonesia 4,3 ton/hektar. Produktivitas tersebut sudah melampaui India, Thailand, dan Vietnam. Meskipun masih di bawah produktivitas Jepang dan China (rerata di atas 6 ton/hektar).<br /><br />Lalu, kenapa Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi persoalan berulang dengan produksi pangan. Utamanya yaitu beras?<br /><br />Ada beberapa persoalan serius yang perlu dicermati dan dicarikan solusinya. Salah satu sebab utama adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Data statistik menunjukkan pada kisaran 230-237 juta jiwa. Makanan pokok semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan beras menjadi luar biasa besar.<br /><br />Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia dengan konsumsi 154 kg per orang per tahun. Bandingkan dengan rerata konsumsi di China yang hanya 90 kg, India 74 kg, Thailand 100 kg, dan Philppine 100 kg (IRRI, 1999).<br />Hal itu juga menunjukkan bahwa program diversifikasi pangan di Indonesia masih jauh dari berhasil. Namun, sepanjang kita masih mengkonsumsi beras dengan jumlah sebanyak itu maka problem pangan masih akan sulit diatasi.<br /><br />Persoalan yang lain adalah transformasi struktural yang kurang berjalan. Di mana pun di dunia ada pola bahwa peran pertanian dalam perkonomian nasional akan semakin menurun dan ada pergerakan angkatan kerja dari pertanian ke sektor industri dan jasa.<br /><br />Di Indonesia lahan pertanian semakin dipenuhi oleh angkatan kerja baru karena tidak ada alternatif lain untuk mencari pekerjaan. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi produksinya. Dalam tahap tertentu tesis Clifford Geertz tentang agricultural involution nampaknya telah berlaku.<br /><strong><br />Mencari Jalan Keluar</strong><br />Penyelesaian persoalan pertanian juga bergantung pada sektor-sektor yang lain. Pertanian sendiri tidak akan pernah mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri. Perlu keterpaduan lintas sektoral untuk mengatasi persoalan karena saling berkaitan.<br /><br />Kebijakan diversifikasi pangan terkait pengolahan pangan. Sektor perindustrian dan perdagangan akan memainkan peran penting. Penganekaragaman pangan harus dimulai dengan serius dengan melakukan tindakan nyata untuk menggali kembali bahan pangan lokal terutama umbi-umbian yang tersedia melimpah. Perlu dikampanyekan dengan sistematis sebagai substitusi beras sampai tataran tertentu.<br /><br />Pengalaman Jepang yang mengkampanyekan bahan pangan lokal dan gandum ketika terjadi kelangkaan pangan/beras awal kekalahannya dalam Perang Dunia II dengan menyediakan makanan untuk anak sekolah terbukti sangat efektif mempengaruhi perilaku konsumsi pangan. Saat ini konsumsi beras orang Jepang hanya 90 kg per orang per tahun dan cenderung semakin menurun.<br /><br />Persoalan akses petani terhadap lahan juga menjadi isu yang sangat serius. Sebagian besar petani kita adalah petani gurem (kepemilikan kahan kurang dari 1.000 meter), jumlah tuna kisma meningkat terus menerus. Kebijakan land reform yang dicetuskan sejak awal pemerintahan SBY nampaknya juga belum memberikan hasil yang jelas.<br /><br />Selain implementasi nyata land reform yang memberi akses lahan pada petani. Masalah petani gurem juga terkait dengan transformasi struktural pedesaan dan pertanian.<br /><br />Dalam transformasi struktural penciptaan industri pedesaan melalui pengolahan bahan pangan lokal nampaknya akan membuka lapangan kerja baru baik dalam hal produksi, pengolahan, maupun distribusi dan pemasarannya. Pertanian yang sehat dan produktif (viable) seyogyanya memiliki luasan yang cukup.<br /><br />Sebagian petani gurem dan tuna kisma dapat beralih profesi ke industri pedesaan jika kesempatannya diciptakan. Secara tidak langsung ini juga memberikan kesempatan sebagian petani untuk mengelola lahan dengan skala ekonomi baik melalui sistem persewaan maupun bagi hasil sehingga diharapkan produktivitasnya meningkat nyata.<br /><br />Perlu dilakukan berbagai kebijakan yang mampu memberi insentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Investasi yang besar baik investasi sumber daya manusia maupun sumber daya fisik di bidang pertanian sangat perlu menjadi prioritas.<br /><br />Penelitian dan pengembangan teknologi serta penyuluhan pertanian baik skala nasional, regional, dan lokal menjadi sangat urgen. Penelitian yang serius tentang benih-benih baru dengan produktivitas tinggi melalui pendekatan bioteknologi juga menjadi solusi yang cukup baik.<br /><br />Saat ini petani semakin sulit memperolah benih yang berkualitas karena umumnya diproduksi oleh perusahaan multinasional yang profit oriented sehingga harganya menjadi sangat mahal. Lembaga penelitian dan perguruan tinggi sebagai penyedia public goods perlu didukung penuh sehingga mampu menghasilkan teknologi dan inovasi alternatif yang bisa diakses secara murah oleh public utamanya petani-petani kecil di pedesaan.<br /><br />Pembangunan infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi, jalan desa, pasar desa, dan lain-lain menjadi vital untuk menggairahkan petani. Jika berbagai kebijakan dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan insentif bagi petani maka harapan dan optimisme keberhasilan pembangunan pertanian akan semakin nyata. Keberpihakan dan waktu yang akan membuktikan apakah pertanian kita akan bangkit atau justru akan semakin terkuburvinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-80030929028439677732010-04-15T18:45:00.000-07:002010-04-15T18:48:42.989-07:00PERTANIAN<div class="content"><p>Pada bagian ini akan dipaparkan metode riset yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bagian ini akan memuat beberapa hal yang dianggap penting dalam metode penelitian, diantaranya memuat; perbandingan metode penelitian terdahulu, pendekatan penelitian yang digunakan, lokasi penelitian terpilih, sumber data penelitian, alat bantu penelitian, langkah pengumpulan data penelitian yang diperlukan, menimbang keabsahan data penelitian, analisis data penelitian, dan prosedur penelitian yang dijalankan. </p> <p>Penelitian yang berjudul “Penguatan Kinerja Penyuluh Pertanian Tanaman Pangan Unggulan Kabupaten Semarang Dalam Mendukung Ketahanan Pangan [studi empiris di kecamatan Sumowono, kecamatan Bringin, dan Banyubiru] ini memilih pendekatan kualitatif sebagai model pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan kualitatif pada penelitian bertajuk “Penguatan Kinerja Penyuluh Pertanian Tanaman Pangan” ini masih minim dihadirkan. Beberapa penelitian terdahulu dengan tajuk yang sama, pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif berbasis dan padat angka. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan mampu memandang masalah secara arif dan mendalam dengan menjawab masalah sehingga diversitas cara pandang dan kebijakan yang diambil dalam merumuskan, mengukur, menilai, dan melihat di masa datang akan bagaimana penguatan kinerja penyuluh pertanian, akan lebih baik dari sebelumnya. </p> <p>Penelitian dengan pendekatan kualitatif yang dimaksud adalah kegiatan ilmiah dalam menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Artinya data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif dan sedikit angka-angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif (diadaptasikan dengan Bogdan dan Tylor dalam Moleong, 2002:3). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan dan menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural yang sedikit intervensi dari pihak peneliti/ etik (diadaptasikan dengan Salim, 2001:89).</p> <p>Lokasi penelitian terpilih adalah tiga kecamatan dari enam belas kecamatan yang ada di kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada keragaman tanaman pangan yang terdapat di kabupaten Semarang, dengan memilih sentra komoditi tanaman unggulan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada studi dokumentasi yang telah ada, rekomendasi dari dinas pertanian tanaman pangan, dan pandangan beberapa pengamat tanaman setempat. Kecamatan Banyubiru merupakan kawasan sentra komoditi padi yang ditanam dalam dua kali musim, dan sedikit komoditi jagung serta sayuran. Pada kecamatan Sumowono merupakan sentra sayuran yang ditanam dalam dua kali musim, dan sedikit komoditi padi serta tanaman jagung. Sedangkan pada kecamatan Bringin merupakan kawasan sentra komoditi tanaman jagung yang ditanam dua kali musim, dan sedikit komoditi padi serta sayuran. Dengan karakteristik sentra komoditi yang berbeda pada tiga kecamatan tersebut, menarik kira untuk dijadikan alternatif dalam meneropong perilaku kinerja penyuluh pertanian tanaman pangan. Karena dengan keterwakilan tiga wilayah tersebut, kerja penyuluh pertanian tanaman pangan kabupaten Semarang dapat diketahui, walaupun nantinya hasil penelitian ini tidak dapat dijadikan barometer ukuran secara umum. </p> <p>Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber dokumentasi, wawancara, dan pengamatan. Sumber dokumentasi tiap-tiap kecamatan yang digunakan diantaranya; monografi penduduk, rencana kerja penyuluhan, progama penyuluhan, statistik pertanian, produksi-distribusi-konsumsi dari komoditi tanaman pangan, serta laporan berkala penyuluh bidang saprotan, penyuluh bidang teknologi pertanian, bidang kelembagaan pertanian, bidang pemasaran komoditi, bidang pola tanam, bidang sumber daya petani, bidang sumber daya alam, bidang hama penyakit, dan beberapa laporan berkala lainnya. Data dokumentasi terdahulu dianggap belum cukup dalam mengukur validitas data. Langkah selanjutnya yaitu melakukan kegiatan wawancara untuk mengetahui perilaku kinerja penyuluh, perilaku pertanian, beserta mengetahui apa yang ada di balik data dokumentasi tersebut. Setiap penyuluh dikenakan wawacara berdasarkan desa binaannya dan spesialisasi bidang penyuluhan. Adapun instrumen wawancara untuk penyuluh meliputi sepuluh hal.<br />Pertama, deskripsi proses penyuluhan dengan tahapan yang sistematis. Kedua, Deskripsi potensi dan kendala penyuluhan . Ketiga, proses penyediaan dan penyebar-luasan informasi tentang teknologi budidaya dan pasca panen komoditas sesuai kebutuhan petani. Keempat, proses menyediakan dan menyebarkan informasi mengenai saprotan, pembiayaan dan pasar bagi petani, dalam mndukung komoditas lokal. Kelima, kegiatan penyuluh dalam menumbuh-suburkan kemitraan usaha antara petani dan pengusaha. Keenam, perlakuan penyuluh dalam meningkatkan akses petani ke lembaga pembiayaan, informasi, sarana produksi pertanian dan pemasaran. Ketujuh, kegiatan penyuluh dalam menumbuh-kembangkan kewirausahaan pada petani dan pelaku usaha agribisnis. Kedelapan, peran aktif dalam menumbuhkan kelembagaan di tingkat petani dan pelaku usaha. Kesembilan, proses fasilitasi kegiatan pertemuan antara kelompok tani oleh penyuluh. Dan kesepuluh, pemikiran penyuluh tentang bagaimana [metode] meningkatkan kinerja penyuluhan dalam mendukung ketahanan pangan nasional (diadaptasikan dari P4BPSDM DEPTAN (2008) dan Subarna, T, dkk, 2006 dengan modifikasi seperlunya) </p> <p>Hasil wawancara di atas juga dikroscekkan dengan para petani, yang tergabung dalam kelompok tani di tiap-tiap kecamatan. Tiap-tiap wilayah kecamatan dimbil dua kelompok tani, dimana setiap kelompk tani diambil lima orang anggota kelompok tani untuk dilakukan wawancara dengan sepuluh point di atas. Pada bagian inilah penelitian mengalami kendala. Pada umunya hubungan penyuluh dengan kelompok tani adalah hubungan struktural. Hal ini dapat dilihat interaksi penyuluh dalam penyediaan saprotan dan beberapa proyek kegiatan pertanian. Acapkali anggota petani kebingungan dalam menjawab kinerja penyuluh, walaupun demikian, untuk mensiasati ketegangan antara petani dan penyuluh, wawancara dialihkan pada maping kebutuhan petani pra panen dan pasca panen yang dihubungkan dengan intervensi serta keberpihakan penyuluhan dalam memfasilitasi kebutuhan petani. Selain penyuluh dan anggota kelompok tani, wawancara kinerja penyuluh juga dilakukan dengan pegawai bidang penyuluh kabupaten, tokoh masyarakat, pemuda, pedagang, dan pejabat desa setempat.</p> <p>Penelitian kinerja penyuluh dengan pendekatan kualitatif ini menggunakan beberapa alat bantu penelitian. Alat bantu penelitian tersebut diantaranya; pedoman pengamatan, pedoman wawancara terhadap penyuluh, pedoman wawancara terhadap petani, alat tulis, alat perekam perckapan, alat perekam gambar dalam bentuk foto, dan optimasi kepekaan peneliti dalam melihat, mendengar, merefleksikan data lisan dan gambar.<br />Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian dilakukan pengolahan data yang ada yaitu analisis data. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga tema dapat ditemukan dan dirumuskan.</p> <p>Dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara induktif. Alasan penggunaan analisis data induktif, merujuk pendapat Moleong (2004;5) yaitu sebagai berikut; Pertama, proses induktif lebih banyak menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induksi lebih dapat membuat hubungan peneliti-informan menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel. Ketiga, lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Keempat, lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajamkan hubungan-hubungan. Kelima, dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai struktur analitik .<br />Dalam melakukan analisis data pada penelitian dilakukan beberapa tahapan antara lain tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan terakhir tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang lengkap. Wawancara dan observasi dilakukan di lokasi penelitian seperti yang telah di sajikan pada bagian sumber data dan metode pengumpulan data. Adapun pengumpulan data dalam bentuk dokumen telah dijelaskan di bagian atas.<br />Proses pengumpulan data dalam bentuk dokumen ini telah dilakukan jauh sebelum penelitian dilaksanakan. Penjajakan awal untuk mengenal lokasi dan tema yang diangkat diantaranya dilakukan dengan membuka informasi dari surat kabar dan internet. Adapaun penelitian dilapangan dilakukan terhitung sejak tanggal 07 Agustus 2008 sampai dengan 07 Oktober 2008.<br />Reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang didapat dari lapangan. Tahap reduksi data dilakukan setelah data penelitian terkumpul. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh melalui wawancara yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Setelah data diperoleh, kemudian digolongkan berdasarkan sub-sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat tidak urut dan sifatnya acak. Data hasil wawancara dari beberapa informan terpilih seringkali tidak mengena, sehingga beberapa hasil wawancara tidak semuanya disajikan dalam hasil penelitian. Kegiatan yang reduksi data yang dilakukan antara lain menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan akhir dapat dicapai berdasarkan fokus kajian yang dipelajari yang kemudian dapat ditarik kesimpulan dan verifikasi. </p> <p>Tahap penyajian data merupakan seni menampilkan hasil penelitian dari permasalahan pokok yang dikaji. Penyajian data ini menggunakan sajian deskriptif yang ditampilkan dengan jenis kutipan tidak langsung, gambar, bagan, tabel dan pointers. Kemudian pada bagian analisis data disederhanakan sajiannya dalam bentuk tabel untuk pengklasifikasian atau perbandingan agar mudah dipahami. Selanjutnya pada tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data baru dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. </p> <p>Untuk kemudahan penelitian di lapangan, dilakukan desain prosedur penelitian. Adapun desain prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pralapangan, tahap pekerjaan dan tahap analisis data. Tahap pra lapangan yang dilakukan meliputi; kegiatan menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian. Tahap kedua yaitu pekerjaan lapangan meliputi tiga bagian, yaitu; memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta mengumpulkan data. Kemudian tahap analisis data meliputi pengkajian konsep dasar, menemukan dan merumuskan tema utama, demikian paparan metode penelitian ini dilakukan.</p> </div>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-6927986220855577772010-04-15T18:42:00.000-07:002010-04-15T18:45:39.802-07:00PERTANIAN<span style="font-family:verdana;font-size:78%;">Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dititik beratkan pada komoditas padi, jagung, kedelai, kacang, singkong dan buah-buahan. Khusus untuk tanaman padi, Pemerintah Kabupaten Kutai bertekad menjadikan Kutai sebagai "Lumbung Padi Kalimantan Timur". Hal tersebut didukung kenyataan bahwa tahun 2000 Pegawai Negeri tidak lagi mendapat jatah beras, maka komoditi padi menjadi andalan bagi penanaman investasi yang cukup cerah.<br /><br />Jagung selama ini belum banyak diperhatikan sebagai komoditi yang dibudidayakan secara komersial. Memang telah ada budidaya jagung di beberapa wilayah Kabupaten Kutai, namun sasaran konsumsi dari komoditas itu hanya sebatas pemenuhan kebutuhan jagung muda. Sedangkan jagung pipilan kering selama ini masih belum dibudidayakan. Dengan demikian jagung menjadi komoditas yang memiliki prospek cerah.<br /><br />Kedelai merupakan komoditas bahan baku tahu dan tempo yang sekarang menjadi makanan rakyat yang sangat populer. Saat ini kedelai masih diimpor dari luar negeri. Di Kabupaten Kutai kedelai belum pernah di budidayakan secara komersial, maka komoditas kedelai memiliki prospek yang cerah.<br /><br />Kacang tanah tumbuh subur di tanah bertekstur gembur. Di Kabupaten Kutai tanaman kacang yang dibudidayakan secara komersial masih dalam jumlahyang sangat terbatas, khususnya hanya dijadikan kacang rebus dan kacang goreng. Sedangkan hingga kini Kaltim masih mengimpor kacang tanah daiam jumlah sangat besar.<br /><br />Singkong merupakan bahan pangan rakyat yang bisa tumbuh di berbagai media tanah kering. Tamanam ini mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus. Produksi singkong penduduk saat ini sangat melimpah ruah. Hasil potensi singkong beium diolah menjadi bahan industri sehingga peluang investasi pada komoditas singkong sangat cerah.<br /><br />Buah-buahan merupakan komoditas yang cukup penting. Selama ini Propinsi Kaltim, khususnya Kabupaten Kutai masih mendatangkan buah-buahan dari Pulau Jawa dan impor dari luar negeri. Beberapa jenis buah-buahan telah dibudidayakan secara tradisional dan terbatas oleh penduduk Kabupaten Kutai, misalnya Durian, Rambutan, Salak, Langsat, Manggis dll. Produktivitas dari buah-buahan lokal ini belum bisa mencukupi permintaan pasar. Maka penanaman investasi pada budidaya buah-buahan memiliki prospek yang cukup cerah. </span>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-66425781540153636472010-04-15T18:29:00.000-07:002010-04-15T18:35:25.930-07:00PERTANIAN<p>Fakultas Pertanian Unpad didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Muda PP&K RI No. 85633/S tanggal 1 September 1959. Sebagai bagian integral dari Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengerahkan segenap potensi yang dimiliki melalui penerapan teknologi mutakhir maupun teknologi aplikatif untuk menunjang program pertanian yang berkelanjutan dalam pembangunan nasional.</p><p>Selain kurikulum inti sebagaimana yang sudah disepakati oleh Forum Pimpinan Fakultas Pertanian se-Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran juga melengkapinya dengan menambahkan kurikulum muatan lokal yang berisi matakuliah-matakuliah yang menjadi penciri dan keunggulan masing-masing program studi di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Kelengkapan kurikulum ini juga diikuti dengan pemutakhiran yang terus menerus pada materi ajar (course contents) dengan melakukan pembandingan (benchmarking) ke program studi yang sama di berbagai perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri.</p><p>Dua program studi yang baru, yaitu Agroteknologi dan Agribisnis menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan program studi lainnya. Kedua program studi tersebut menggunakan metode student centered learning (SCL). Metode pembelajaran ini menuntut mahasiswa untuk aktif dan mandiri dalam perkuliahan di mana dosen hanya berperan sebagai fasilitator.</p><p><strong>Visi:</strong><br /> Fakultas Pertanian Unpad mempunyai komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, untuk mencapai pembangunan pertanian yang berkelanjutan.</p><p><strong>Misi</strong></p><ul><li>Menghasilkan lulusan sebagai pemikir dan pelaku pertanian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengusai IPTEK tepat guna yang ramah lingkungan, terampil dan handal peduli kepada nusa bangsa, almamater dan masyarakat pedesaan, serta inovatif dalam mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.</li><li>Menciptakan masyarakat ilmiah yang kondusif melalui kegiatan proses belajar mengajar, riset dan pengabdian kepada masyarakat melalui jalinan kekeluargaan agar sivitas akademika serta kemitraan ilmiah dengan lembaga-lembaga di tingkat regional, nasional dan internasional.</li><li>Melaksanakan riset untuk menciptakan market, serta menyebarluaskan acuan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi agroekologi yang beragam dalam mendayagunakan potensi sumber daya pertanian secara optimum dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif melalui kegiatan agribisnis dan agroindustri.</li><li>Mengembangkan desa binaan dalam rangka penerapan paket teknologi spesifik yang sesuai dengan kondisi fisik dan sosial budaya masyarakat untuk mendukung industrialisasi pedesaan, yang ditujukan untuk memperoleh nilai tambah bagi produk-produk yang memiliki nilai potensi pasar dan bernilai ekonomi tinggi sehingga akan meningkatkan pendapatan, kesempatan kerja, serta kegiatan ekonomi pedesaan.</li><li>Memberikan masukan kepada pemerintah pusat dan daerah dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian melalui pengkajian terhadap aspek potensi sumber daya pertanian, sosial budaya, pergeseran lingkungan strategis, peluang dan tantangan masa depan dalam upaya memperdayakan pertanian dan masyarakat pedesaan.</li></ul><p>Terdapat 23 orang guru besar yang membina Fakultas Pertanian Unpad dari 174 orang tenaga edukatif, yaitu:<br />1. Prof. Dr. Ir. H. Burhan Arief<br />2. Prof. Dr. Ir. H. M. Nad Darga Talkurputra<br />3. Prof. Dr. Ir. Hj. Aisyah D. Suyono<br />4. Prof. Dr. Ir. H. Tuhpawana Priatna Sendjaja<br /> 5. Prof. Dr. Ir. H. Oktaf Ramlan Madkar<br />6. Prof. Dr. Ir. H. Entun Santosa<br />7. Prof. Dr. Ir. Hj. Dedeh Hudaya Arief<br />8. Prof. Dr. Ir. Sadeli Natasasmita<br />9. Prof. Dr. Ir. Murdaningsih, M.Sc<br />10. Prof. Dr. Ir. H. E. Hidayat Salim, M.S.<br />11. Prof. Dr. Ir. Tarya J. Sugarda, M.S<br />12. Prof. Dr. Ir. Hj. Yuyun Yuwariah, A.S., M.S.<br />13. Prof. Dr. Ir. Amir Hamzah Soemintapoera<br /> 14. Prof. Dr. Ir. H. Mahfud Arifin, M.S.<br />15. Prof. Dr. Ir. Maman Haeruman Karmana, M.Sc.<br />16. Prof. Dr. Ir. Hj. Tati Nurmala<br /> 17. Prof. Dr. Ir. Aos M. Akyas<br />18. Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA<br />19. Prof. Ir. Tarkus Suganda, M.Sc., Ph.D.<br />20. Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, M.Sc.<br />21. Prof. Dr. Ir. Tualar Simarmata, M.S.<br />22. Prof. Dr. Ir. Benny Joy, M.S.<br />23. Prof. Dr. Ir. E. Tadjudin Surawinata, M.Sc.</p>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-91601716541559329472010-04-15T17:59:00.000-07:002010-04-15T18:06:11.778-07:00PERTANIANKebijakan perdagangan pemerintah kita telah memurahkan <a class="tags" href="http://id.shvoong.com/tags/gandum/" onclick="javascript:counttag('Gandum', 1, 1642434)"><span>gandum</span></a>. ltu telah berpengaruh buruk terhadap <a class="tags" href="http://id.shvoong.com/tags/pangan/" onclick="javascript:counttag('Pangan', 1, 1642434)"><span>pangan</span></a> lokal, seperti sagu, ketela rambat, ketela pohon, jagung.<br /> <br />Mungkin tidak ada <a class="tags" href="http://id.shvoong.com/tags/negara/" onclick="javascript:counttag('Negara', 1, 1642434)"><span>negara</span></a> <a class="tags" href="http://id.shvoong.com/tags/berkembang/" onclick="javascript:counttag('Berkembang', 1, 1642434)"><span>berkembang</span></a> yang menolak liberalisasi ''perdagangan, apabila itu dapat mendorong berkembangnya agroindustri, meningkatkan ekspor <a class="tags" href="http://id.shvoong.com/tags/produk/" onclick="javascript:counttag('Produk', 1, 1642434)"><span>produk</span></a> yang melibatkan petani/peternak sempit, harga membaik, produktivitas produk ekspor meningkat, serta upah riil naik dan tercipta lapangan kerja karena dorongan ekspor.<br /> <br />Penelitian intensif yang dilakukan UNDP, FAO dan UNTAC di sejumlah negara berkembang memperlihatkan hasil sebaliknya. Ternyata, negara berkembang semakin sulit mendorong pembangunan pertanian dan perdesaan, serta menciptakan lapangan kerja di era liberalisasi. Itu penyebab eksodus penduduk desa ke kota, pengangguran bertambah dan suburnya kriminalitas. Impor pangan meningkat lebih pesat. Ekspor produk negara berkembang yang umumnya produk primer harganya terus turun. Lebih dari separo devisa (hasil ekspor total dikurangi untuk bayar hutang luar negeri) telah dipakai untuk impor pangan.<br /> <br />Diperkirakan 85-90% perdagangan produk pertanian dikontrol 5 MNC (mufti national corporation). Sekitar 70% perdagangan serealia dikuasai 2 MNC, yaitu Cargill dan Archer Daniels Midland. Sebagian besar produksi dan perdagangan pangan dikuasai negara maju dan MNC milik AS dan UE.<br /> <br />Produksi pangan (jumlah maupun jenisnya) semakin terkonsentrasi pada sedikit negara maju, yaitu: AS, UE, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Negara berkembang yang eksportir pangan terbatas Argentina, Brasil, Thailan, India, Vietnam, Cina. Negara maju lebih banyak jenis dan ragam pangan yang mereka hasilkan dan ekspor, sebagian besar pangan olahan. Itu dikuasai dari hilir hingga hulu oleh MNCs. Itu sebabnya, produksi pangan semakin menjauhi pasar persaingan. Risikonya, mudah terjadi instabilitas harga dan suplai. Sejumlah negara maju memakai pangan sebagai alat politik, kerap melakukan embargo pangan.<br /> <br />Perundingan Putaran Doha WTO yang dimulai akhir 2001 belum berhasil menuju konvergensi. Negara besar, terutama AS, tidak mau mengalah sedikitpun soal penurunan subsidi sektor pertaniannya. Malahan AS tetap meminta agar negara lain, termasuk negara berkembang, harus membuka pasar yang lebih lebar lagi. Negara maju juga didukung oleh lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia dan IMF untuk menekan negara berkembang dengan berbagai cara.<br /> <br />Diantara 20 komoditas yang mendapat subsidi di AS, yang terbesar adalah beras, jagung, kedelai, gandum, kapas. Sebagian besar subsidi itu jatuh ke petani luas dan korporasi. AS mendominasi ekspor produk pangan ke negara berkembang, tiga kali lebih tinggi dari Brasil. Padahal Brasil adalah negara berkembang eksportir produk pertanian terbesar di dunia.<br /> <br />Praktek dumping harga produk pertanian umum dilakukan oleh MNC, pangan dijual di bawah ongkos produksi. Akibatnya, petani negara berkembang tidak mampu bersaing. Bukan tidak kompetitif dalam ongkos produksi, tetapi mereka tidak berdaya bersaing dengan Departemen Keuangan AS dan UE. Petani kapas di Afrika Barat dan petani jagung Meksiko jatuh melarat dan terperangkap dengan kemiskinan karena itu. Nasib yang sama dialami petani kedelai, jagung, beras, gula, susu, peternak ayam di banyak negara berkembang. Petani pangan kita juga menerima dampaknya.<br /> <br />Indonesia telah menjadi negara pengimpor gandum penting di dunia. Kita mengimpor 5,2 juta ton gandum umumnya melalui MNC, menguras devisa hampir Rp 8 triliun/tahun. Kebijakan perdagangan pemerintah kita telah memurahkan gandum. Itu telah berpengaruh buruk terhadap pangan lokal, seperti sagu, ketela rambat, ketela pohon, jagung. Pola konsumsi masyarakat kita semakin tergiring menjauhi produk lokal, itu telah menyulitkan diversifikasi pangan. Disamping itu, Indonesia semakin sutit mendorong peningkatan produksi, terutama membangun agroindustri pangan non-gandum.<br />bsp;<br />Pangan impor, terutama gandum kalau tidak mampu dilola dengan baik, itu dapat menghancurkan lapangan kerja, membuyarkan pembangunan agroindustri pangan, serta menambah kemiskinan. Pemerintah terlalu liberal terhadap gandum, juga pangan lainnya. Perlindungan tarif hanya ditetapkan 0-5%, sedangkan perlindungan non-tarif tetah lama dihapus, kecuali gula dan beras.<br /> <br />Peran pangan dalam negeri bukan hanya mensuplai energi/protein serta serat-seratan buat masyarakatnya, tetapi juga berperan penting dalam atasi kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pendorong berkembangnya agro-industri dan pembangunan desa. Pangan impor tidak mampu mensubstitusi pangan lokal secara sempurna, terbatas pada penyelesaian suplai energi. Kebijakan perdagangan haruslah diarahkan untuk mendorong pembangunan pangan dalam negeri, bukan memperlemahkannya. Seharusnya kita tidak perlu terlalu liberal, dampaknya terlalu buruk pembangunan Indonesia.vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-61609218050397856642010-04-15T17:53:00.000-07:002010-04-15T17:59:23.283-07:00PERTANIAN<span style="color:#000080;"><big><big><big><strong></strong></big></big></big></span> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="5"> <tbody><tr> <td width="50%" align="right"><span style="font-family:Comic Sans MS;color:#004040;"><big><big>K</big></big>egiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak merupakan <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sejarah.htm">kebudayaan manusia paling tua</a>. Tetapi dibandingkan dengan sejarah keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya, manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk dikonsumsi.</span></td> <td width="50%"><p align="center"> <applet code="fphover.class" codebase="../_fpclass/" width="300" height="30"> <param name="text" value="Bertani bawang merah"> <param name="color" value="#008000"> <param name="hovercolor" value="#00EC00"> <param name="textcolor" value="#FFFFFF"> <param name="effect" value="glow"> <param name="url" value="../Agro/BawangMrh/bawangm.htm" valuetype="ref"> <param name="image" value="" valuetype="ref"> <param name="hoverimage" value="" valuetype="ref"> <param name="sound" value="" valuetype="ref"> <param name="hoversound" value="../Alert.wav" valuetype="ref"> <param name="bgcolor" value="#008000"> <param name="font" value="Dialog"> <param name="fontstyle" value="bold"> <param name="fontsize" value="14"> </applet> <applet code="fphover.class" codebase="../_fpclass/" width="300" height="30"> <param name="text" value="Bertani Cabe Merah Keriting"> <param name="color" value="#008000"> <param name="hovercolor" value="#00EC00"> <param name="textcolor" value="#FFFFFF"> <param name="effect" value="glow"> <param name="url" value="../Agro/CabeKriting/cabe.htm" valuetype="ref"> <param name="image" value="" valuetype="ref"> <param name="hoverimage" value="" valuetype="ref"> <param name="sound" value="" valuetype="ref"> <param name="hoversound" value="../Alert.wav" valuetype="ref"> <param name="bgcolor" value="#008000"> <param name="font" value="Dialog"> <param name="fontstyle" value="bold"> <param name="fontsize" value="14"> </applet> <applet code="fphover.class" codebase="../_fpclass/" width="300" height="30"> <param name="text" value="Bercocok tanam pohon sengon"> <param name="color" value="#008000"> <param name="hovercolor" value="#35D31F"> <param name="textcolor" value="#FFFFFF"> <param name="effect" value="glow"> <param name="url" value="" valuetype="ref"> <param name="font" value="Dialog"> <param name="fontstyle" value="bold"> <param name="fontsize" value="14"> </applet> </p></td> </tr> <tr> <td width="50%" align="right"><img src="http://www.lablink.or.id/Agro/AgrBC.jpg" alt="AgrBC.jpg (37385 bytes)" width="382" height="253" /></td> <td width="50%"><span style="font-family:Comic Sans MS;color:#004040;">Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang menjadi <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sis-ind.htm">berbagai sistem</a>. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. </span></td> </tr> <tr> <td width="50%"><p align="right"><span style="font-family:Comic Sans MS;color:#004040;">Di lain fihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-agronomi.htm">agronomi</a>, ilmu tanah, sosial ekonomi, proteksi tanaman, dsb.</span></p></td> <td width="50%"><br /></td> </tr> <tr> <td width="50%"><br /></td> <td width="50%"><span style="font-family:Comic Sans MS;color:#004040;">Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa manusia untuk memacu<a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-prod-dunia.htm"> produktifitas</a> menguras lahan, sementara itu daya dukung lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah tuntutan adanya sistem <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sust.htm">pertanian berkelanjutan.</a> </span></td> </tr> <tr> <td colspan="2" width="100%"><p align="center"><!--webbot bot="Navigation" S-Type="children" S-Orientation="horizontal" S-Rendering="graphics" B-Include-Home B-Include-Up startspan --><nobr>[ <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sejarah.htm">Sejarah Pertanian</a> ]</nobr> <nobr>[ <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-agronomi.htm">Budidaya Pertanian</a> ]</nobr> <nobr>[ <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sust.htm">Sistem Pertanian Berkelanjutan</a> ]</nobr> <nobr>[ <a href="http://www.lablink.or.id/Bio/biologi.htm">Biologi</a> ]</nobr><!--webbot bot="Navigation" endspan i-checksum="30931" --></p></td> </tr> <tr> <td colspan="2" width="100%"><p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:130%;color:#000080;">Pertanian Berkelanjutan</span></p> <p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman;color:#0000a0;">Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. <a href="http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sust.htm">Selanjutnya...</a></span></p></td> </tr> <tr> <td width="50%"><br /></td> </tr></tbody></table>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4483278692862024873.post-52362864601291054212010-04-15T17:45:00.000-07:002010-04-15T17:52:25.598-07:00PERTANIAN<p><b>Pertanian</b> adalah proses menghasilkan bahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan" class="mw-redirect">pangan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ternak" title="Ternak">ternak</a>, serta produk-produk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agroindustri&action=edit&redlink=1" class="new" title="Agroindustri (halaman belum tersedia)">agroindustri</a> dengan cara memanfaatkan sumber daya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan">tumbuhan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a>. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budi_daya&action=edit&redlink=1" class="new" title="Budi daya (halaman belum tersedia)">budi daya</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a>: <i>cultivation</i>, atau untuk ternak: <i>raising</i>). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi" title="Ekstraksi">ekstraksi</a> semata, seperti penangkapan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a> atau eksploitasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan" title="Hutan">hutan</a> (bukan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agroforestri&action=edit&redlink=1" class="new" title="Agroforestri (halaman belum tersedia)">agroforestri</a>).</p> <p>Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.</p> <p>Terkait dengan pertanian, <b>usaha tani</b> (<i>farming</i>) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). <b>Petani</b> adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (<i>livestock</i>) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.</p> <p>Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto" title="Produk domestik bruto">PDB</a> dunia. Berdasarkan data <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/BPS" title="BPS" class="mw-redirect">BPS</a> tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.<a href="http://www.bps.go.id/st.htm" class="external autonumber" rel="nofollow">[1]</a></p> <table id="toc" class="toc"> <tbody><tr> <td> <div id="toctitle"> <h2>Daftar isi</h2> <span class="toctoggle">[<a href="javascript:toggleToc()" class="internal" id="togglelink">sembunyikan</a>]</span></div> <ul><li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian#Pendahuluan"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Pendahuluan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian#Upaya_meningkatkan_hasil_pertanian"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Upaya meningkatkan hasil pertanian</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian#Sejarah_singkat_pertanian_dunia"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Sejarah singkat pertanian dunia</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian#Lihat_pula"><span class="tocnumber">4</span> <span class="toctext">Lihat pula</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian#Pranala_luar"><span class="tocnumber">5</span> <span class="toctext">Pranala luar</span></a></li></ul> </td> </tr> </tbody></table> <script type="text/javascript"> //<![CDATA[ if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "tampilkan"; var tocHideText = "sembunyikan"; showTocToggle(); } //]]> </script> <h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian&action=edit&section=1" title="Sunting bagian: Pendahuluan">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Pendahuluan">Pendahuluan</span></h2> <p>Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budidaya_tanaman&action=edit&redlink=1" class="new" title="Budidaya tanaman (halaman belum tersedia)">budidaya tanaman</a> (termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tanaman_pangan&action=edit&redlink=1" class="new" title="Tanaman pangan (halaman belum tersedia)">tanaman pangan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura" title="Hortikultura">hortikultura</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan" title="Perkebunan" class="mw-redirect">perkebunan</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kehutanan" title="Kehutanan">kehutanan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan" title="Peternakan">peternakan</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan" title="Perikanan">perikanan</a>. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:</p> <ul><li>budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,</li><li>kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar,</li><li>peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vertebrata" title="Vertebrata">vertebrata</a> kecuali <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia" title="Amfibia">amfibia</a>),</li><li>perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-vertebrata).</li></ul> <p>Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konservasi_sumber_daya_alam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Konservasi sumber daya alam (halaman belum tersedia)">konservasi sumber daya alam</a> juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.</p> <p>Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi" title="Ekonomi">ekonomi</a>:</p> <ul><li>pengelolaan tempat usaha,</li><li>pemilihan bibit,</li><li>metode budidaya,</li><li>pengumpulan hasil,</li><li>distribusi,</li><li>pengolahan dan pengemasan,</li><li>pemasaran.</li></ul> <p>Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis" title="Agribisnis">agribisnis</a>. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Varietas" title="Varietas">varietas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Galur" title="Galur">galur</a>, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi" title="Investasi">investasi</a> diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.</p> <h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian&action=edit&section=2" title="Sunting bagian: Upaya meningkatkan hasil pertanian">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Upaya_meningkatkan_hasil_pertanian">Upaya meningkatkan hasil pertanian</span></h2> <p>Upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:</p> <ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstensifikasi" title="Ekstensifikasi">Ekstensifikasi</a> (pada daerah pertanian luar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa" title="Pulau Jawa" class="mw-redirect">Pulau Jawa</a>)</li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Intensifikasi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Intensifikasi (halaman belum tersedia)">Intensifikasi</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi" title="Diversifikasi">Diversifikasi</a></li><li><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rehabilitasi&action=edit&redlink=1" class="new" title="Rehabilitasi (halaman belum tersedia)">Rehabilitasi</a></li></ul> <h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian&action=edit&section=3" title="Sunting bagian: Sejarah singkat pertanian dunia">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Sejarah_singkat_pertanian_dunia">Sejarah singkat pertanian dunia</span></h2> <p><i>Lihat pula artikel utama tentang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian" title="Sejarah pertanian">Sejarah pertanian</a></i>.</p> <div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 302px;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Fruchtbarer_Halbmond_mod.JPG" class="image"><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/3b/Fruchtbarer_Halbmond_mod.JPG/300px-Fruchtbarer_Halbmond_mod.JPG" class="thumbimage" width="300" height="194" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Fruchtbarer_Halbmond_mod.JPG" class="internal" title="Perbesar"><img src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" alt="" width="15" height="11" /></a></div> Daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.</div> </div> </div> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasi" title="Domestikasi">Domestikasi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing" title="Anjing">anjing</a> diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan peternakan yang pertama kali.</p> <p>Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan" title="Kebudayaan" class="mw-redirect">kebudayaan</a>. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a>, yang meliputi daerah lembah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Tigris" title="Sungai Tigris">Sungai Tigris</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Eufrat" title="Sungai Eufrat" class="mw-redirect">Eufrat</a> terus memanjang ke barat hingga daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suriah" title="Suriah">Suriah</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yordania" title="Yordania">Yordania</a> sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serealia" title="Serealia">serealia</a>, terutama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gandum" title="Gandum">gandum</a> kuna seperti <i>emmer</i>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polong-polongan" title="Polong-polongan" class="mw-redirect">polong-polongan</a> di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Es" title="Zaman Es" class="mw-redirect">Zaman Es</a> terakhir di era <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pleistosen" title="Pleistosen">Pleistosen</a>, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Neolitikum" title="Neolitikum" class="mw-redirect">neolitikum</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perunggu" title="Perunggu">perunggu</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Megalitikum" title="Megalitikum" class="mw-redirect">megalitikum</a>. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa" title="Dewa">dewa</a>-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan" class="mw-redirect">pangan</a>.</p> <p>Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utara" title="Afrika Utara">Afrika Utara</a>, pada saat itu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sahara" title="Sahara" class="mw-redirect">Sahara</a> belum sepenuhnya menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gurun" title="Gurun">gurun</a>) dan ke timur (hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Timur" title="Asia Timur">Asia Timur</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>). Bukti-bukti di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a> menunjukkan adanya budidaya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jewawut&action=edit&redlink=1" class="new" title="Jewawut (halaman belum tersedia)">jewawut</a> (<i>millet</i>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Padi" title="Padi">padi</a> sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah" title="Sawah">sawah</a> paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea" title="Korea">Korea</a> sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.</p> <p>Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kambing" title="Kambing">kambing</a>/<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Domba" title="Domba">domba</a> (7000 tahun SM) serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babi" title="Babi">babi</a> (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kucing" title="Kucing">kucing</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sapi" title="Sapi">Sapi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda" title="Kuda">kuda</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerbau" title="Kerbau">kerbau</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yak" title="Yak">yak</a> mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra" title="Sutra">Ulat sutera</a> diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.</p> <p>Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur" title="Anggur">anggur</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zaitun" title="Zaitun">zaitun</a>.</p>vinsensius stevenhttp://www.blogger.com/profile/13314028990471131337noreply@blogger.com0